Laporan mengunjungi
musium
Assalamualikum.. Pada tanggal 15 january 2014 ,saya
mengunjungi kawasan kota tua yang terletak di daerah jakarta barat kebetulan
tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal. Pada saat saya mengunjungi kawasan
kota tua cuaca hari itu sedang tidak bersahabat mulai dari pagi hingga malam
hari jakarta diguyur hujan deras pada pukul
13.00 wib saya berangkat dari rumah dengan menggunakan sepeda motor
kesayangan dan ditemani kawan saya ,setibanya disana saya berkeinginan untuk mengunjungi
musium fatahilah dan ternyata musiumnya tutup ditambah hujan mulai turun
sehingga saya hanya berfoto didepan musium fatahilah itupun sangat tergesa –
gesa ,setelah selesai saya bergegas pulang kerumah pada saat diperjalanan tiba –
tiba hujan deras sekali sehingga membasahi saya dan kawan saya hal hasil kami
pun basah kuyup kemudian kami berteduh di sebuah mesjid hingga hujan pun rintik
- rintik terpaksa kami melanjutkan perjalan pulang dengan tergesa – gesa karna
takut hujan kembali deras. Setibanya saya dirumah teman saya, saya mampir untuk
beristirahat sambil mengeringkan pakaian yang sedari tadi basah kuyup ,setelah
cukup kering pakaian saya maka saya berpamitan dengan teman saya dan orang tua
nya .kemudian saya melanjutkan pulang dengan sangat santai karena hujan telah
benar – benar hilang dan akhirnya saya tiba dirumah pada pukul 16.30 wib. Pada hari
itu saya sangat kecewa sekali kemudian hari esoknya yaitu pada tanggal 16
january 2014 saya mengunjungi kembali tetapi tidak dimulai dari rumah saya
melainkan dari kampus ,kebetulan yang ingin berkunjung kemusium fatahialah .saya
mengunjungi musium setelah selesai
pelajaran kuliah, kemudian hari itu cuaca di kawasan depok sedang hujan ringan
tetapi saya tetap melanjutkan perjalanan dengan tergesa gesa ke kawasan kota
tua setiba di jalan pancoran cuaca sangat cerah mungkin karna faktor letak
tempat dan saya tiba dikota tua ternyata musium semuanya tutup termasuk
fatahilah ,wayang ,bank indonesia . mungkin hal ini disebab kan karna saya
datang kesorean ketika saya melihat jam ternyata menunjukan pukul 15.30 wib. Hal
hasil saya foto di luar musium dengan beberapa jepretan - jepretan dari kamera
hp saya , dikawasan kota tua sangat luas dan banyak turis – turis dari luar
negeri tetapi tak luput dari pengamen
jalanan maupun pedagang asongan. Saat itu suasana kawasan kota tua sangat sepi
dikarenakan bukan hari libur seperti hari minggu . setelah selesai mengunjungi
kawasan kota tua saya bergegas untuk pulang kerumah ,pada malam harinya saya
mengerjakan tugas laporan sofskill ini . di tugas ini saya juga menjelaskan
tentang musium fatahilah tetapi tidak secara keseluruhan dan mencantumkan foto – foto hasil jepretan
di kawasan kota tua.
Sejarah
museum fatahilah
Pada
tahun 1937, Yayasan Oud Batavia
mengajukan rencana untuk mendirikan sebuah museum mengenai sejarah Batavia,
yayasan tersebut kemudian membeli gudang perusahaan Geo Wehry & Co yang
terletak di sebelah timur Kali Besar tepatnya di Jl. Pintu Besar Utara No. 27
(kini museum Wayang) dan membangunnya kembali sebagai Museum Oud Batavia.
Museum Batavia Lama ini dibuka untuk umum pada tahun 1939.
Pada
masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di
bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada tahun
1968 ‘’Museum Djakarta Lama'’ diserahkan kepada PEMDA DKI Jakarta. Gubernur DKI
Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin,
kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Untuk
meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan
sekedar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal dari periode
Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baik bangsa
Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan bagi penyandang cacat
untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat
rekreasi. Untuk itu Museum Sejarah Jakarta berusaha menyediakan informasi
mengenai perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga
masa kini dalam bentuk yang lebih rekreatif. Selain itu, melalui tata pamernya
Museum Sejarah Jakarta berusaha menggambarkan “Jakarta Sebagai Pusat Pertemuan
Budaya” dari berbagai kelompok suku baik dari dalam maupun dari luar Indonesia
dan sejarah kota Jakarta seutuhnya. Museum Sejarah Jakarta juga selalu berusaha
menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif sehingga dapat merangasang pengunjung
untuk tertarik kepada Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
warisan budaya.
Arsitektur
Gedung
Stadhuis di awal abad ke-20, dihubungkan dengan jalur trem ke pusat pemerintahan di kawasan
Weltevreden. Arsitektur bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya neoklasik[rujukan?] dengan tiga lantai dengan cat kuning
tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap
utama memiliki penunjuk arah mata angin. Museum ini memiliki luas lebih dari
1.300 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam
dihiasi beberapa pohon tua.
Sumber ; http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Fatahillah
. saya
membuat laporan ini dengan sejujurnya,terserah dosen bagaimana menilainya dan
menyikapinya.
Wassalam…