A. DEPRESIASI
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik
properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi,
depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga
pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan
keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh
terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi
ketentuan berikut:
·
Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan
untuk menghasilkan pendapatan.
·
Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan
umurnya harus lebih lama dari setahun.
·
Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis,
mengalami kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai
asalnya.
·
Bukan inventaris, persediaan atau stok
penjualan, atau properti investasi.
Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:
- Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
- Metode Keseimbangan Menurun (Declining Balance Method)
- Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digits Method)
- Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)
1.Metode
Garis Lurus (straight Line Method)
Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur
ekonomis sama besar, sehingga jika dibuatkan grafiknya terhadap waktu, dan
akumulasi biaya akan berupa garis lurus.
cara menghitung :
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp
16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp
1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut:
(16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00
2. Metode Keseimbangan Menurun (Declining Balance Method)
Disebut
juga metode persentase konstan atau formula Matheson, dengan asumsi bahwa biaya
depresiasi tahunan adalah suatu persentase yang tetap dari nilai buku awal
tahun. Mengalikan nilai buku tahun sebelumnya dengan suatu faktor yang lebih
kecil dari pada 1.
Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa
aktiva tetap baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan,
peranan aktiva tetap tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan
semakin tuanya aktiva tetap tersebut. nilai sisa atau nilai residu tidak
diikutsertakan dalam perhitungan. satu-satunya metode depresiasi yang menggunakan
nilai buku.
Rumus depresiasi saldo menurun : = {(100%/umur ekonomis) x
2}x Nilai peroleh or Nilai buku
ex. CV. Niukin membeli peralatan pada tanggal 8 maret 2011
seharga Rp. 50.000.000,- dengan nilai sisa diperkirakan sebesar 5% dari harga
perolehan. umur ekonomis 4 tahun (nilai sisa tidak digunakan hanya jebakan
saja)
answer :
Depresiasi
2011 ={ ( 100% /4) x 2 } x Rp. 50.000.000
= Rp. 25.000.000,-
= Rp. 25.000.000,-
3.Metode
Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digits Method)
Metode jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat
depresiasi. Depresiasi tahunan dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari
biaya sebenarnya, dan mengalikan jumlah ini dengan angka pecahan dari
depresiasi. Penyebut pecahan adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan;
untuk usia 5 tahun, penyebutnya = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15. Pembilangnya adalah
tahun dengan urutan mundur. Untuk tahun pertama, pembilangnya adalah 5 dan
pecahannya adalah 5/15.
Alokasi cost
aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva
tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5.
Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu
pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal
penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5.
Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat
tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga,
keempat, dan seterusnya. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari
2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai
residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat
dihitung sebagai berikut :
Tahun ke 1
5/15
(16.000.000 – 1.000.000) = 5.000.000
Tahun ke 2
4/15
(16.000.000 – 1.000.000) = 4.000.000
Tahun ke 3
3/15
(16.000.000 – 1.000.000) = 3.000.000
Tahun ke 4
2/15
(16.000.000 – 1.000.000)= 2.000.000
Tahun ke 5
1/15 (16.000.000 – 1.000.000) = 1.000.000
4.Metode
Unit Produksi (Unit of Production Method)
Semua
metode depresiasi yang di bahas di sini berdasarkan pada waktu yang sudah lewat
(tahun) yang mana teori tersebut menyatakan bahwa nilai barang yang
menurun sebagian besar merupakan fungsi dari waktu. Apabila penurunan nilai
kebanyakan dari fingsi penggunaan, depresiasi berdasarkan dari metodenya
mungkin tidak tercermin dalam entuk tahun. Metode produksi-unit biasa digunakan
dalam kasus seperti ini.
Cara menghitungnya :
Tentukan besar penyusutan = produksi
nyata x (HP-NS) / kapasitas produksi
Contoh:
Sebuah mesin dibeli seharga Rp.
250.000.000,- ditaksir memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau 500.000 jam
kerja dan diperkirakan memiliki nilai sisa sebesar Rp. 50.000.000,-. Hitunglah
besar penyusutan bila diketahui jam kerja setiap tahun sbb:
Tahun ke 1 = 100.000 jam
Tahun ke 2 = 120.000 jam
Tahun ke 3 = 130.000 jam
Tahun ke 4 = 80.000 jam
Tahun ke 5 = 70.000 jam
Penyelesaian:
Besar Penyusutan tahun 1 =
100.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 40.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 2 =
120.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 48.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 3 =
130.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 52.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 4 =
80.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 32.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 5 =
70.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 28.000.000
500.000
B.
UMUR EKONOMIS
Untuk melindungi investasi alat dan kesanggupan untuk mengganti
alat, pemilik alat harus memperhitungkan kembali (recover Over) umur
manfaat alat seiring dengan biaya penurunan nilai jual (loss in resale value)
dengan biaya pemilikan alat termasuk bunga, asuransi dan pajak. Pemilik alat
untuk tujuan ekonomis memperhitungkan penurunan nilai jual kembali di masa
datang dan memperoleh kembali investasi alat aslinya dengan menetapkan jadwal
waktu depresiasi alat sesuai dengan jenis penggunaan alat. Depresiasi alat
dalam hal ini tidak semata pada pertimbangan pajak tapi lebih kepada harapan
penggunaan dalam pemakaian alat secara menguntungkan. Karena untuk pertimbangan
yang sangat hati-hati yang dilakukan dalam menyeleksi peri ode depresiasi dan
untuk keperluan perhitungan biaya pemilikan dan operasional alat lebih
berdasarkan pada manfaat alat dari pada perhitungan pajak. Tabel standar
kondisi operasi alat yang diberikan pabrik dalam pemanfaatan periode alat
adalah dalam jumlah jam operasi alat (equipment operating hours).
Umur
ekonomis itu sangat tergantung pada jenis-jenisnya masing-masing dan juga pada
kebijakan dan cara menilai dari suatu perusahaan. Berikut beberapa contohnya:
1. Bangunan
memiliki umur ekonomis yang cukup lama kecuali diperuntukan produksi yang cukup
berat, misalnya: Bangunan kantor akan memiliki umur ekonomis yang lama seperti:
15 sampai 20 tahun. Sedangkan untuk bangunan gudang atau pabrik bisa memiliki
umur 10 sampai 15 tahun.
2. Mesin dan
peralatan produksi, serta kendaraan memiliki umur ekonomise yang tidak terlalu
lama. Umur ekonomisnya dalam kisaran 5 sampai 10 tahun. Apalagi yang
berhubungan dengan teknologi canggih yang biasanya perkembangan sangat cepat.
3. Peralatan
kantor biasanya kisaran 5 sampai 10 tahun tergantung kebijakan dan penilaian
masing-masing perusahaan.
Biaya
utilitas tidak perlu dicari nilai depresiasinya dan tidak perlu umur
ekonomisnya. Hal ini disebabkan karena biaya utilitas merupakan pembebanan yang
dilakkukan dibawah satu periode keuangan. Depresiasi muncul apabila pembebanan
biaya terjadi dalam lebih dari satu periode keuangan. Nilai sisa masing-masing
dihitung dengan cara perkiraan. Penghitungan nilai sisa didapatkan dari
pengurangan nilai perolehan dengan akumulasi depresiasi.
C. ANALISA EKONOMI
Analisa
ekonomi adalah suatu usaha melakukan penelitian secara mendalam tentang suatu
kondisi ekonomi dengan melihat beberapa faktor yang dinanamakan indikator
ekonomi sehingga kita dapat menyimpulan dengan metoda ilmiah kondisi ekonomi
yang saat ini sedang berlangsung. Untuk mencapai suatu analisa ekonomi yang
baik sebaiknya dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan setiap indikator
yang ada dan melakukan suatu perhitungan statistik yang memadai agar hasil
analisisnya lebih memuaskan.Karena bisa jadi bila melakukan suatu analisis ,
hasilnya akan sangat berbeda. Hal yang penting lagi adalah adanya data yang
terbaru, terkini, dan terlengkap juga menentukan kualitas dari analisisnya.
Kegiatan melakukan analisa ini tidak hanya sekedar mengungkapkan berdasarkan
hal-hal mendasar tetapi harus memiliki kemampuan mensintesa semua ilmu terkait
dan memberikan output yang mencakup pandangan yang luas.
Refrensi :
Refrensi :